Senin, 11 Juni 2012

ADA DUGAAN TANGAN ASING DI BALIK GEJOLAK PAPUA



Pada beberapa hari terakhir ini berita tentang Papua kian mencuat dan menjadikan head lines oleh berbagai media di tanah air. Trend pemberitaan masalah Papua terkait masalah penembakan terhadap aparat militer dan sipil terus terjadi di tanah Papua. Lalu dimana keterlibatan pihak asing dalam keterlibatan dalam sejumlah penembakan beberapa hari terjadi di Papua?
 Menurut  Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin pernah mengatakan bahwa  bahwa ada dugaan tangan asing yang ikut berperan dalam rentetan gejolak di wilayah Indonesia paling timur itu.  Melihat data tindakan kekerasan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir saja, korban telah berjatuhan tersebar di hampir semua kota di wilayah Papua.
Salah satu contoh rentetan peristiwa yang ibaratnya bertali temali artinya saling menyambung antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Seperti dimulai dari  pada kasus   Sorong satu orang warga sipil meninggal, di Puncak Jaya tujuh orang aparat meninggal dan satu luka, warga sipil yang ikut jadi korban meninggal lima orang dan luka dua orang.
Lalu kemudian kejadian  di Mulia satu orang aparat meninggal, di Wamena satu orang aparat meninggal, di Abepura empat warga sipil meninggal, di Jayapura satu aparat meninggal dan  lima warga sipil meninggal. Sementara di Merauke dua aparat meninggal, di Timika/mimika tiga aparat meninggal dan satu luka, korban dari warga sipil tiga luka, di Paniai satu warga sipil meninggal dan empat luka.
Jika dicermati dalam sejumlah kasus tersebut bahwa   dari wilayah penyebaran dan waktu kejadiannya, terlìhat jelas kasus ini sepertinya terorganisir dengan rapi, sistimatis dalam memilih sasaran, direncanakan dengan baik dan dengan biaya yang cukup besar melalui operator lokal di lapangan.
Tentunya dalam menjalankan misinya tersebut telah memiliki tujuan  antara lain menciptakan instabilitas di Papua dalam rangka mendorong dan mempercepat Papua keluar dari wilayah NKRI. Ketika skenario itu muncul, pemerintah dan aparat TNI dan Polri di daerah dalam keadaan tidak solid (atau dibikin tak solid?). Pemda tidak efektif sama sekali, disusul dengan riuh rendahnya pilkada yang menimbulkan ketegangan-ketegangan baru.
Oleh karenaya kita berharap kepada aparat TNI dan Polri yang berada di Papua agar segera bertindak tegas kepada siapapun yang bertindak anarkis. Tembak ditempat kalau perlu dilakukan demi untuk mencegah tindakan brutal para pelaku kejahatan. Masyarakat Papua harus segara bahu membahu bersama berbagi aparat yang ada di Papua untuk bersinergi melawan tindak kejahatan. Jangan berikan kesempatan pelaku kejahatan bercokol di Papua walau  sedetikpun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar