Selasa, 12 Juni 2012

AKSI KEKERASAN DI PAPUA HARUS SEGERA DIHENTIKAN



Aksi menakutkan berupa teror dan kekerasan lainnya yang memakan korban jiwa terus berulang di Papua, antara lain berupa teror penembakan, penculikan, dan pembunuhan. Penembakan yang dilakukan orang tidak dikenal tersebut sampai kini belum terungkap.Namun pelaku dibalik utama semua itu tidak terlepas dari campur tangan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang selama ini eksis melakukan tidakan kekerasan kepada masyarakat yang tak berdosa.
Apalagi sejak awal tahun 2012 hingga memasuki bulan Juni 2012  menurut informasinya tercatat  sekitar   19 kasus kejadian  yang menewaskan 17 orang, baik warga sipil maupun aparat keamanan. Peristiwa terakhir terjadi pada 10 Juni 2012 kemarin terjadi  penembakan terhadap seorang satpam sekaligus tukang ojek di halaman Kampus Universitas Cendrawasih.
Kualitas kekerasan di Papua akhir-akhir ini cenderung meningkat. Jika tahun lalu pencegatan dan penembakan terjadi di pinggiran kota, seperti Nafri dan Abe pantai, kini teror telah merangsek ke jantung Kota Jayapura. Rentang waktunya pun semakin berdekatan.


Di Kota Jayapura dalam  dua minggu terakhir ini telah   terjadi tiga kali penembakan dan satu pembakaran mobil. Peristiwa pertama terjadi pada 23 Mei 2012 warga menemukan sebuah kendaraan dibakar di Waena dan di dalamnya ditemukan sesosok mayat. Lalu kemudian pada 29 Mei 2012, seorang warga Jerman, Dietma Pieper, ditembak orang tak dikenal saat berekreasi di Pantai Base G, Jayapura. Kemudian disusul  pada 4 Juni 2012, telah terjadi  penembakan terhadap Gilbert Febrian Madika, siswa SMA di Jaya Pura.
Yang paling mengejutkan kita semua ketika pada 6 Juni 2012, pukul 21.00 WIT, di Jayapura, Arwan, pegawai negeri sipil di lingkungan Kodam XII Candrawasih, tewas tertembak oleh orang tidak dikenal. Lokasi penembakan tidak jauh dari Kantor Wali Kota Jayapura saat korban berjalan kaki menuju rumahnya. Korban tewas dengan luka tembak pada bagian leher.
Dengan adanya sejumlah rentetan kasus penembakan di Papua tidak ada jalan lain kecuali pelakunya  harus diusut tuntas. Aparat TNI dan Polri harus antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Perlu diantisipasi   bahwa rentetan kasus penembakan terhadap warga sipil dan aparat keamanan tidak menutup kemungkinan ada upaya kelompok separatis untuk menginternasionalisasi masalah Papua. Aksi separatis OPM harus segera dihentikan dan ditumpas hingga keakar-akarnya agar warga masyarakat Papua dapat beraktifitas kembali sama seperti dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar