Patut kita bersyukur bahwa beberapa
hari terakhir ini mulai dari bulan Oktober hingga memasuki bulan November 2012
situasi keamanan di Papua secara keseluruhan masih dalam keadaan kondusif. Namun pada daerah-daerah tertentu seperti
basis OPM (Organisasi Papua Merdeka) dimana ia bercokol tentunya masih sangat
rawan. Sebagaimana dikatahui bersama bahwa sesungguhnya kekuatan OPM terbilang tidak begitu kuat
dengan persenjataan yang sangat minim, namun aksi OPM kerap merepotkan aparat
TNI/Polri yang bertugas disana.
Aksi penghadangan dan penyerangan
secara tiba-tiba terhadap aparat keamanan yaitu Polri maupun TNI,
mengkhawatirkan karena tindakan OPM tidak segan-segan melakukan tindakan
kekerasan bahkan menimbulkan korban luka dipihak aparat tentara dan polisi. Tindakan
OPM seperti inilah yang harus terus ditumpas hingga dapat memberikan jaminan
keamanan masyarakat agar dapat beraktivitas.
Walaupun aksi penyerangan OPM ini
berskala kecil namun setidaknya akan mempengaruhi situasi dan kondisi keamanan
di daerah tersebut. Aparat keamanan baik Polri maupun TNI seringkali kesulitan
menangkap kelompok OPM yang beraksi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Akibat
kondisi daerah memiliki hutan yang luas dan lebat kerap dimanfaatkan oleh OPM
untuk melakukan aksi penyerangan secara mendadak dan kemudian lari masuk
kedalam kerimbunan hutan setempat. Beberapa kali upaya penangkapan dilakukan
tetapi aparat selalu kehilangan jejak mereka.
Terus berulangnya aktivitas teror yang
dialakukan oleh OPM, sedikit banyaknya akan dapat menghambat peningkatan perekonomian dan pendidikan masyarakat dan daerah di Papua pada umumnya. Pendidikan
di Papua harus diakui masih terbelakang dibanding dengan daerah lain. Maka pendidikan
di Papua harus dibangun dengan mengacu pada pendekatan yang berbasis Papua itu
sendiri agar mudah dipahami.
Contoh misalnya kedekatan
dengan obyek harus menjadi model pengajaran. Pertama, dalam bentuk perhitungan
yang menggunakan satuan meter, centimeter, kilo meter dan seterusnya. Siswa di
Papua akan lebih mudah mengerti jika menggunakan satuan langkah kaki. Kedua,
dalam perhitungan matematika, (+, – , x) harus menggunakan media pendukung seperti (anak panah, ubi, babi , batu dan
sebagainya).
Ketiga, siswa diajak mencari benda apa saja di sekitar lingkungan yang bisa
membantu, masuk ke salah satu pemahaman materi pelajaran, seperti mencari
jenis-jenis akar, buah, batu dan sebagainya. Keempat, merumuskan/mendefinisikan
sendiri apa yang dilihat siswa, guru hanya meluruskan dan mengarahkan ke
tujuan. Menurut hemat penulis dengan cara sperti itu pendidikan di Papua akan dapat diterima
karena relevan dengan kondisi daerahnya yang mudah dipahami.
Bagaimanapun pendidikan dan perekominan
di daerah tersebut akan dapat meningkat dan masyarakatnya sejahtera jika kondisi
daerah itu betul-betul kondusif. Jika separatis OPM tetap melakukan
pembangkangan agar Papua lepas dari NKRI maka secara pasti akan dapat
mempengaruhi aktivitas secara keseluruhan.
Oleh karena itu kita berharap kepada
aparat TNI/Polri di Papua segera mengambil langkah tepat untuk meminimalkan
aktivitas OPM. Pemerintah harus terus mendorong tentara dan polisi yang
bertugas disana agar tidak boleh takut dan lengah untuk
terus memburuh dan menangkap separatis agar mempersempit ruang gerak para
separatis OPM yang meresahkan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar