Tindakan
Organisasi Papua Merdeka beberapa bulan terakhir ini utamanya memasuki tahun
2012 sejumlah rentetan kemanusian telah terjadi di Papua. tindakan OPM tersebut
menjadi sorotan berbagai pihak soal ulah
Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tidak kunjung berhenti. Tindakan tersebut
membuat para aparat gerah.
Akibat tindakan tersebut memaksa Kapolda
Papua Irjen Pol Bigman Lumban Tobing memberikan statemen yang mengatakan
bahwa pihaknya bersama TNI akan segera meringkus
kelompok bersenjata OPM yang dipimpin Lambertus Pekikir
TNI
sudah sepakat dengan Polisi akan
bersinergi untuk menumpas para pelaku
kriminal yang masih bercokol di Papua.
Tindakan yang dilakukan oleh
kelompok bersenjata tersebut telah meresahkan warga Keerom dan Papua pada
umumnya sehingga tidak ada alasan bagi Polri bersama TNI untuk menunda pelaku
kejahatan yang kerap merepotkan aparat dan warga masyarakat Papua lainnya.
Menurut informasi yang kami ketahui
bahwa Badan Intelijen Negara (BIN) menyebutkan, pelaku penembakan iring-iringan
mobil TNI yang ditumpangi Komandan Batalyon 431 Kostrad Letkol Inf. Indarto di
Papua beberapa waktu yang lalu sudah
diidentifikasi, terlebih lagi setelah mereka lari ke daerah perbatasan. Kepala
BIN Marciano Norman sebagaimana yang banyak dilansir oleh berbagai media menuturkan,
kelompok penyerangan memang selama ini berada di perbatasan Indonesia-Papua
Nugini. Pelaku penyerangan diduga lari menuju perbatasan sehingga tidak
berhasil ditangkap.
Namun, menurut Marciano, aparat
keamanan makin mudah untuk mengetahui siapa dan kelompok mana, sehingga bersiap
mengambil langkah-langkah antisipatif."Mereka lari ke daerah perbatasan.
Kita perkirakan mereka itu kelompok-kelompok yang memang ada di perbatasan.
Tapi, dengan pengelompokan itu, sudah makin terarah sehingga operasinya lebih
mudah.
Perlu dipahami bersama bahwa pelaku penembakan ada yang lari ke daerah
perbatasan. Untuk memburu sekaligus
meringkus anggota OPM itu sendiri tidak mudah. TNI adan aparat kepolisian harus segera bahu membahu untuk terus mengejar para pelaku
kejahatan kemanusian. Sebab apabila ini diabiarkan bukan tidak mungkin satu
persatu akan korban berjatuhan secara terus menerus. Seperti diketahui, penembakan atas
iring-iringan mobil Danyon 431 Kostrad menewaskan seorang kepala kampung Sawia,
Yohanes Yanufrom, Minggu (1/7). Yohanes, yang belakangan diduga sebagai John,
tewas ditembak di bagian kepala dan dada.
Dengan
demikian sudah terang dan jelas bahwa insiden
penembakan itu diciptakan oleh OPM sebagai
upaya untuk
menarik perhatian luas dan memancing reaksi dari pemerintah dan luar negeri.
Ini lagu lama OPM yang kerap selalu membesarkan opini dan eksistensi kelompok itu
pada klaimnya tentang hari ulang tahun 1 Juli. Apakah dengan
memperingati ulang tahun harus membunuh sesama
manusia yang tidak berdosa? Seharusnya sebuah peringatan haruslah dengan penuh
keinsyafan dan kesyukuran kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tapi yang menjadi ironi
sebauh ulang tahun yang diperingati oleh OPM tumbalnya adalah saudaranya
sendiri. Sebuah persembahan yang sangat biadab dan hanya dapat dilakukan
oleh orang-orang yang tidak memiliki
rasa kemanusian dan mengindahkan norma Tuhan selaku ciptaannya dimuka bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar