Rabu, 04 Juli 2012

DI PERBATASAN RI-PNG OPM BERSARANG




Tindakan Organisasi Papua Merdeka beberapa bulan terakhir ini utamanya memasuki tahun 2012 sejumlah rentetan kemanusian telah terjadi di Papua. tindakan OPM tersebut menjadi sorotan berbagai pihak  soal ulah Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tidak kunjung berhenti. Tindakan tersebut membuat  para aparat   gerah. Akibat tindakan tersebut memaksa  Kapolda Papua Irjen Pol Bigman Lumban Tobing memberikan statemen yang mengatakan bahwa   pihaknya bersama TNI akan segera meringkus kelompok bersenjata OPM yang dipimpin Lambertus Pekikir
              TNI sudah sepakat  dengan Polisi akan bersinergi  untuk menumpas para pelaku kriminal yang masih bercokol di Papua.  Tindakan  yang dilakukan oleh kelompok bersenjata tersebut telah meresahkan warga Keerom dan Papua pada umumnya sehingga tidak ada alasan bagi Polri bersama TNI untuk menunda pelaku kejahatan yang kerap merepotkan aparat dan warga masyarakat Papua lainnya.
            Menurut informasi yang kami ketahui bahwa Badan Intelijen Negara (BIN) menyebutkan, pelaku penembakan iring-iringan mobil TNI yang ditumpangi Komandan Batalyon 431 Kostrad Letkol Inf. Indarto di Papua  beberapa waktu yang lalu sudah diidentifikasi, terlebih lagi setelah mereka lari ke daerah perbatasan. Kepala BIN Marciano Norman sebagaimana yang banyak dilansir oleh berbagai media menuturkan, kelompok penyerangan memang selama ini berada di perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Pelaku penyerangan diduga lari menuju perbatasan sehingga tidak berhasil ditangkap.
            Namun, menurut Marciano, aparat keamanan makin mudah untuk mengetahui siapa dan kelompok mana, sehingga bersiap mengambil langkah-langkah antisipatif."Mereka lari ke daerah perbatasan. Kita perkirakan mereka itu kelompok-kelompok yang memang ada di perbatasan. Tapi, dengan pengelompokan itu, sudah makin terarah sehingga operasinya lebih mudah.
             Perlu dipahami bersama bahwa  pelaku penembakan ada yang lari ke daerah perbatasan.  Untuk memburu sekaligus meringkus anggota OPM itu sendiri tidak mudah.  TNI adan aparat kepolisian harus segera  bahu   membahu untuk terus mengejar para pelaku kejahatan kemanusian. Sebab apabila ini diabiarkan bukan tidak mungkin satu persatu akan korban berjatuhan secara terus menerus.  Seperti diketahui, penembakan atas iring-iringan mobil Danyon 431 Kostrad menewaskan seorang kepala kampung Sawia, Yohanes Yanufrom, Minggu (1/7). Yohanes, yang belakangan diduga sebagai John, tewas ditembak di bagian kepala dan dada.      
Dengan demikian sudah terang dan jelas bahwa  insiden penembakan itu diciptakan oleh OPM sebagai   upaya   untuk menarik perhatian luas dan memancing reaksi dari pemerintah dan luar negeri. Ini lagu lama OPM yang kerap selalu   membesarkan opini dan eksistensi kelompok itu pada klaimnya tentang hari ulang tahun 1 Juli.  Apakah dengan memperingati  ulang tahun harus membunuh sesama manusia yang tidak berdosa? Seharusnya sebuah peringatan haruslah dengan penuh keinsyafan dan kesyukuran kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tapi yang menjadi ironi sebauh ulang tahun yang diperingati oleh OPM tumbalnya adalah saudaranya sendiri. Sebuah persembahan yang sangat biadab dan hanya dapat dilakukan oleh  orang-orang yang tidak memiliki rasa kemanusian dan mengindahkan norma Tuhan selaku ciptaannya dimuka bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar