Saat ini, masyarakat kita dalam menyikapi
setiap persoalan memiliki cara pandang yang berbeda, namun lebih banyak cenderung bergeser pada penyelesaian
persoalan yang kontra produktif, sehingga hasilnyapun tidak lebih dari sekedar
kepuasan hati dan pelampiasan amarah, dengan mengorbankan kepentingan yang lebih besar lagi, yang pada akhirnya hanya
menjadi beban bangsa dan negara.
Lebih parahnya lagi, masyarakat kita
sangat mudah dipengaruhi oleh hal hal yang
bersifat abstrak , semu dan baik
dipermukaan saja, sehingga tatkala ada
organisasi atau kelompok yang berkedok demi rakyat dan atas nama agama untuk menyelesaikan
persoalan bangsa, maka masyarakat sangat
antusias untuk berpartisipasi berapapun
harga yang harus dikeluarkan , hanya demi kepuasan abstrak namun memiliki efek
serius yaitu menjadi beban negara.
Bila pola-pola pemikiran seperti ini
terus berkembang di masyarakat, saya khawatir,
bahwa bangsa ini menjadi bangsa
yang sulit diajak maju, cenderung mundur
dan yang lebih menyedihkan lagi , kita menjadi bangsa yang lebih suka melihat kehancuran dan kerusakan bangsa dari
pada menjadi bagian dari solusi bangsa.
Namun demikian menurut hemat
kami bahwa masih ada harapan, dimana institusi TNI selalu
mengedepankan visi dan misinya, termasuk soliditas, sebab bila tentara tidak
solid, hal itu akan mengancam tegaknya bangsa. Apalagi kita berharap agar
tentara konsisten sebagai bagian terpenting bagi tegak dan runtuhnya
negara. TNI harus bisa jadi pemersatu bagi seluruh komponen bangsa, untuk
menjadi bangsa yang utuh, besar dan sejajar dengan negara lain.
Bagaimanapun kemanunggalan TNI dengan
rakyat tetap menjadi kunci utama bersatunya seluruh komponen bangsa ini, hingga
Indonesia menjadi bangsa yang besar, kuat dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Memang pada masa lalu ada segelintir prajurit TNI yang ingin
menggulingkan pemerintahan karena memiliki kelompok bahkan ideologi yang berbeda. Kini TNI bukan milik kelompok tapi milik negara
sehingga tak boleh mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia.
TNI kita kenal sudah menjadi nafas
dan urat nadi bangsa yang berdiri di atas semua kelompok dan
komponen bangsa yang pluralistik, berlandaskan wawasan kebangsaan, Pancasila
dan UUD 1945. Dengan
berbekal, militansi dan pemahaman wawasan kebangsaan yang luas maka seluruh komponen yang ada harus bisa menjadi bagian solusi
bangsa dan negara Indonesia bukan beban bagi negara. Bangsa ini akan jaya jika sikap egois sektoral kelompok ditempatkan pada kepentingan yang
lebih besar yaitu NKRI.
Sebagai masyarakat awam,
pemahaman seperti diatas sungguh memiliki makna yang sangat dalam, dikaitkan dengan
persoalan bangsa saat ini, dimana urusan pemerintah semakin kompleks sehingga
seluruh persoalan yang terjadi di
masyarakat seolah menjadi beban negara.
Untuk itu bila bangsa ini ingin maju
dan sejahtera, marilah kita sama-sama membangun negeri ini secara benar. Benahi mental dan spiritual
kita, dengan menumbuhkan budaya malu, berpikir positif serta menjauhkan diri
dari mental barbar seperti korupsi, menghujat,
memfitnah dan ingin benar dan mau menang sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar