Memori bulan
September merupakan bulan yang penuh makna
bagi bangsa dan negara
Indonesia. Dimana pada bulan tersebut tepatnya
setiap tanggal 30 September diperingati sebagai peristiwa G.30 S/PKI yang merupakan peristiwa memilukan. Betapa tidak pada moment tersebut banyak rakyat yang tidak berdosa menjadi
tumbal kebiadaban komunis. Lalu muncul
pertanyaan sederhana yang menggelitik kita apakah komunis di Indonesia masih ada?
Secara
formal legal komunis memang sudah tidak ada dan bubar. Namun secara fakta ideologi
komunis tidak akan pernah mati. Mereka bisa menjelma dalam bentuk baru.
Mudahnya menggelar demonstrasi di era reformasi in membuat komunisme mudah pula
untuk meyusup kemana-mana. Slogan-slogan demonstrasi pun berbau komunisme
seperti: buruh bersatu tak bisa dilawan, rakyat bersatu tak bisa dikalahkan,
dan yang semacamnya. Bahkan jangan heran kalau komunisme pun ditengarai sudah menyusup dengn bentuk baru. Beberapa
pihak mulai menyebut fenomena ini sebagai Komunis
Gaya Baru=KGB.
Akhir-akhir ini
telah muncul secara sistematis melakukan kegiatan dengan berbagai cara untuk
merongrong ideologi Pancasila. Elemen komunisme ini ditengarai mencoba masuk ke berbagai ranah
kehidupan masyarakat. Termasuk dengan melakukan upaya pembelokan sejarah
tentang G.30 S/PKI. Saat ini pihak pendukung komunis sudah melakukan manipulasi data dan fakta
yang dituangkan dalam bentuk penerbitan buku
untuk mengklarifikasi persoalan
pemberontakan PKI. Seolah-olah komunisme
cuci tangan dari perbuatan kotor dari tindakan
pemberontakan, ataupun seolah
komunisme adalah ideologi yang suci nan bersih.
Para
tokoh dan simpatisan PKI rame-rame menerbitkan buku sesuai kisah masing-masing.
Misalnya (Hersri Setiawan, mantan aktivis Lekra (lembaga seni budayanya PKI)
menulis Memoar Pulau Buru; Hasan Raid menulis Pergulatan Muslim-Komunis; Kresno
Saroso menulis Dari Salemba ke Pulau Buru; Haji Ahmadi Moestahal menulis Dari
Gontor ke Pulau Buru, dan Abdul Latief menulis Pledoi Latief; Soeharto Terlibat
G30S. Yang menghebohkan lagi adalah
ketika beberapa tahun yang lalu salah seorang anggota DPR RI terhormat pada awal Oktober 2002 telah meluncurkan bukunya dengan judul “Aku Bangga
Jadi Anak PKI”. Belum berhenti disitu,
lalu disusul pada pertengahan 2006 lalu,
dia meluncurkan buku kedua dengan judul Anak PKI Menjadi Anggota Parlemen.
Dengan demikian bila Organisasi Tanpa Bentuk itu makin gencar dan
membahayakan kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) jika tidak
diantisipasi dengan cermat dan cepat. Maka
lambat laun komunis akan kembali
menjadi ancaman kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab komunis
tidak pernah cocok hidup di Indonesia
karena komunis adalah anti Tuhan.
Harus diakui bahwa tidak mudah mendeteksi keberadaan Organisasi
Tanpa Bentuk yang lambat laun bermetaformosis (berubah bentuk) menjadi komunis gaya baru karena mereka
berbaur di tengah masyarakat.
Oleh karena itu,
kita berharap agar kita mau peduli
terhadap lingkungan sekitarnya dimanapun berada dan bertugas. Apabila ada
kelompok atau golongan tertentu yang secara sistematis ingin mengkaburkan
peristiwa tersebut, sudah menjadi
kewajiban kita peduli untuk mengembalikan kepada peristiwa yang
sebenarnya terjadi secara faktual. Memang sangat sulit untuk mendeteksi gerakan
mereka secara kasat mata, karena bukan tidak mungkin mereka berada disekeliling
kita. Bahkan mereka telah membaur dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan
sekitar kita atau bahkan sudah membaur ditengah keluarga kita sekalipun.
lalu bagaimana dengan fakta bahwa ADA pembantaian 1965/1966 yang dilakukan oleh RPKAD dkk, lagipula apakah setiap gerakan yang mendukung kesejahteraan buruh adalah gerakan komunis? menurut saya bisa saja itu murni idealisme, tuntutan, maupun anarkisme. apakah setiap gerakan yang menuntut hilangnya penindasan manusia atas manusia adalah gerakan komunis? lagipula fakta sejarah membuktikan bahwa korban pembantaian 1965/1966 jauh lebih banyak, lebih kejam secara cara pembunuhan dan banyak yang tidak bersalah malah menjadi korban.
BalasHapusDari mana ceritanya kalau komunisne anti tuhan, Mohon dikaji lagi bung....
BalasHapus