Pada beberapa hari terakhir ini berita tentang Papua kian mencuat
dan menjadikan head lines oleh berbagai media di tanah air. Trend pemberitaan
masalah Papua terkait masalah penembakan terhadap aparat militer dan sipil
terus terjadi di tanah Papua. Lalu dimana keterlibatan pihak asing dalam
keterlibatan dalam sejumlah penembakan beberapa hari terjadi di Papua?
Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin pernah
mengatakan bahwa bahwa ada dugaan tangan
asing yang ikut berperan dalam rentetan gejolak di wilayah Indonesia paling
timur itu. Melihat data tindakan
kekerasan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir saja, korban telah
berjatuhan tersebar di hampir semua kota di wilayah Papua.
Salah satu contoh rentetan peristiwa yang ibaratnya bertali temali
artinya saling menyambung antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya.
Seperti dimulai dari pada kasus Sorong
satu orang warga sipil meninggal, di Puncak Jaya tujuh orang aparat meninggal
dan satu luka, warga sipil yang ikut jadi korban meninggal lima orang dan luka
dua orang.
Lalu kemudian kejadian di
Mulia satu orang aparat meninggal, di Wamena satu orang aparat meninggal, di
Abepura empat warga sipil meninggal, di Jayapura satu aparat meninggal dan lima warga sipil meninggal. Sementara di
Merauke dua aparat meninggal, di Timika/mimika tiga aparat meninggal dan satu
luka, korban dari warga sipil tiga luka, di Paniai satu warga sipil meninggal
dan empat luka.
Jika dicermati dalam sejumlah kasus tersebut bahwa dari
wilayah penyebaran dan waktu kejadiannya, terlìhat jelas kasus ini sepertinya
terorganisir dengan rapi, sistimatis dalam memilih sasaran, direncanakan dengan
baik dan dengan biaya yang cukup besar melalui operator lokal di lapangan.
Tentunya dalam menjalankan misinya tersebut telah memiliki tujuan antara lain menciptakan instabilitas di Papua
dalam rangka mendorong dan mempercepat Papua keluar dari wilayah NKRI. Ketika
skenario itu muncul, pemerintah dan aparat TNI dan Polri di daerah dalam
keadaan tidak solid (atau dibikin tak solid?). Pemda tidak efektif sama sekali,
disusul dengan riuh rendahnya pilkada yang menimbulkan ketegangan-ketegangan
baru.
Oleh karenaya kita berharap kepada aparat TNI dan Polri yang
berada di Papua agar segera bertindak tegas kepada siapapun yang bertindak
anarkis. Tembak ditempat kalau perlu dilakukan demi untuk mencegah tindakan
brutal para pelaku kejahatan. Masyarakat Papua harus segara bahu membahu
bersama berbagi aparat yang ada di Papua untuk bersinergi melawan tindak
kejahatan. Jangan berikan kesempatan pelaku kejahatan bercokol di Papua walau sedetikpun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar