Tidak
lama lagi kita akan memasuki bulan Agustus. Dalam bulan tersebut bagi bangsa
Indonesia memiliki sejuta makna dan arti dalam bulan tersebut karena bangsa kita
terlepas dari cengkraman penjajah . Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
memiliki sejarah yang panjang. Mulai dari era kerajaan, penjajahan sampai
kemerdekaan. Tentunya tak mudah untuk mencapai kemerdekaan, perjuangan yang
kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita – citanya. Peran serta seluruh
rakyat Indonesia tak lepas dalam memperjuangkan dan memperoleh kemerdekaan.
Sifat Nasionalisme dan Patriotisme adalah kunci untuk mempersatukan seluruh
kalangan masyarakat Indonesia.
Patriotisme juga merupakan suatu kebajikan
yang benar-benar fitri (fitrah manusia) dan mempunyai tempat didalam kehidupan
moral manusia. Perasaan taat setia merupakan senjata mental yang cukup kuat
untuk mempertahankan negara.semangat cinta akan negara, rela berkorban
demi bangsa semakin pudar kerana kealpaan kita yang disebabkan kemewahan hidup
dan pengaruh budaya dari luar. Oleh itu, rakyat perlu bertanggungjawab untuk
memastikan dan mempertahankan kemerdekaan negara terus terpelihara dan kekal
untuk selama-lamanya.
Sementara Ikatan
nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot.
Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri
sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya
hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini,
yang notabene lemah dan bermutu rendah.
Kini, ketika globalisasi dan berkembangnya
teknologi informasi telah mengakibatkan pudarnya rasa Nasionalisme dan
Patriotisme. Sungguh menyedihkan melihat semangat Nasionalisme dan Patriotisme
masyarakat Indonesia sekarang ini, jiwa masyarakat Indonesia telah
terkontaminasi oleh budaya dari luar.
Soekarno dianggap paling mewakili semangat
patriotisme dan nasionalisme generasi muda Indonesia di masanya. Baginya,
martabat dan identitas diri sebagai bangsa merdeka sangat penting. Proklamator
Kemerdekaan Indonesia lainnya, Bung Hatta pernah mengutip pandangan Prof.
Kranenburg dalam Het Nederlandsch Staatsrech, “Bangsa merupakan
keinsyafan, sebagai suatu persekutuan yang tersusun jadi satu, yaitu keinsyafan
yang terbit karena percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Keinsyafan tujuan
bertambah besar karena persamaan nasib, malang yang sama diderita, mujur yang
sama didapat, dan oleh karena jasa bersama. Pendeknya, oleh karena ingat kepada
riwayat (sejarah) bersama yang tertanam dalam hati dan otak”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar