Aksi
menakutkan berupa teror dan kekerasan lainnya yang memakan korban jiwa terus
berulang di Papua, antara lain berupa teror penembakan, penculikan, dan
pembunuhan. Penembakan yang dilakukan orang tidak dikenal tersebut sampai kini
belum terungkap.Namun pelaku dibalik utama semua itu tidak terlepas dari campur
tangan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang selama ini eksis melakukan
tidakan kekerasan kepada masyarakat yang tak berdosa.
Apalagi sejak awal tahun 2012 hingga memasuki bulan Juni 2012 menurut informasinya tercatat sekitar
19 kasus kejadian yang menewaskan 17 orang, baik warga sipil
maupun aparat keamanan. Peristiwa terakhir terjadi pada 10 Juni 2012 kemarin
terjadi penembakan terhadap seorang
satpam sekaligus tukang ojek di halaman Kampus Universitas Cendrawasih.
Kualitas kekerasan di Papua akhir-akhir ini cenderung meningkat.
Jika tahun lalu pencegatan dan penembakan terjadi di pinggiran kota, seperti
Nafri dan Abe pantai, kini teror telah merangsek ke jantung Kota Jayapura.
Rentang waktunya pun semakin berdekatan.
Di Kota Jayapura dalam dua
minggu terakhir ini telah terjadi tiga kali penembakan dan satu
pembakaran mobil. Peristiwa pertama terjadi pada 23 Mei 2012 warga menemukan
sebuah kendaraan dibakar di Waena dan di dalamnya ditemukan sesosok mayat. Lalu
kemudian pada 29 Mei 2012, seorang warga Jerman, Dietma Pieper, ditembak orang
tak dikenal saat berekreasi di Pantai Base G, Jayapura. Kemudian disusul pada 4 Juni 2012, telah terjadi penembakan terhadap Gilbert Febrian Madika,
siswa SMA di Jaya Pura.
Yang paling mengejutkan kita semua ketika pada 6 Juni 2012, pukul
21.00 WIT, di Jayapura, Arwan, pegawai negeri sipil di lingkungan Kodam XII
Candrawasih, tewas tertembak oleh orang tidak dikenal. Lokasi penembakan tidak
jauh dari Kantor Wali Kota Jayapura saat korban berjalan kaki menuju rumahnya.
Korban tewas dengan luka tembak pada bagian leher.
Dengan adanya sejumlah rentetan kasus penembakan di Papua tidak
ada jalan lain kecuali pelakunya harus
diusut tuntas. Aparat TNI dan Polri harus antisipasi agar kejadian serupa tidak
terulang kembali. Perlu diantisipasi bahwa rentetan kasus penembakan terhadap warga
sipil dan aparat keamanan tidak menutup kemungkinan ada upaya kelompok
separatis untuk menginternasionalisasi masalah Papua. Aksi separatis OPM harus
segera dihentikan dan ditumpas hingga keakar-akarnya agar warga masyarakat
Papua dapat beraktifitas kembali sama seperti dengan daerah lainnya yang ada di
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar