Persoalan
di Aceh dan Papua terus mendapat sorotan dari berbagai pihak, baik dari pengamat, pengusaha, politisi
termasuk dari Senayan, bahkan rakyat biasa. Kasus terakhir di Aceh adalah kerusuhan
dan pembakaran pasca pemilukada yang serentak dilaksanakan hampir disemua
Kabupaten dan Provinsi yang sebagian hasilnya tidak bisa diterima oleh
masyarakat, sehingga mengakibatkan kerusuhan dan pembakaran beberapa kantor
sekretariat KPU, KIPP dan beberapa
kantor kecamatan di bakar. Sementara di Papua, satu orang tewas dan empat
luka-luka ketika pesawat komersial milik Trigana air ditembaki orang tak
dikenal yang diduga dari kelompok OPM.
Persoalan-persoalan
Aceh dan Papua kini menjadi
pembicaraan baik antara DPR dengan pemerintah maupun dilingkungan masyarakat
sendiri. Sambil menunggu hasil akhir pemilukada Aceh maupun hasil
penyelidikan kasus penembakan pesawat Trigana Air, tentunya tidaklah berlebihan bila kita sedikit mengulas tentang dua wilayah ini yang selalu sarat
dengan nuansa konflik berkelanjutan yang sudah puluhan tahun tak kunjung reda.
Dua
wilayah ini memang beda persoalannya walaupun awalnya di Aceh juga muncul
separartis GAM namun pasca MoU Helsinki, niat separatis GAM mulai redup, dan
yang kini muncul adalah kekerasan bersenjata berupa penembakan dan pembunuhan
yang kental dengan aroma politik terkait isu pemilukada maupun isu SARA.
Sedangkan di Papua separatis OPM masih menjadi momok menakutkan bagi aparat
keamanan disana karena aparat sulit membedaka
antara separatis OPM dengan rakyat biasa, sehingga ketika melakukan
pembersihan dan penumpasan separatis melalui cara-cara represif dapat
dipastikan menimbulkan pelanggaran
HAM. Sebaliknya ketika dilakukan pendekatan persuasif aparat kita yang justru
menjadi bulan-bulanan separatis OPM, sudah banyak aparat baik TNI maupun Polri
yang menjadi korban keganasan OPM.
Jalan
terbaik saat ini nampaknya memang harus mengedepankan dialog dan jalan damai,
menyadarkan mereka bahwa kekerasan bukanlah solusi dalam menyelesaikan setiap persoalan,
kekerasan justru akan membawa kekerasan baru, dan itu tentu tidak diharapkan
oleh kita sebagai warga
Negara dan bangsa Indonesia. Untuk itu kita berharap bahwa persoalan Aceh dan Papua yang kini sedang hangat dibicarakan
diberbagai kalangan, pemerintah dan DPR, dapat menyimpulkan akar permasalahan atau paling tidak
dapat meredakan keinginan
para perusuh di dalam
melakukan aksi kekerasan dan lebih memilih jalan damai serta dialog ketimbang mengangkat
senjata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar