Sejumlah aksi kekerasan bersenjata yang
dilakukan oleh kelompok separatis OPM terhadap masyarakat sipil maupun aparat
keamanan di Papua belakangan ini mengindikasikan bahwa kelompok separatis OPM makin
frustasi dan semakin kehilangan arah perjuangan. Perjuangan kelompok separatis
Papua untuk meraih simpati masyarakat lokal, nasional maupun internasional
sudah tidak dipedulikan lagi. Sebagian besar masyarakat Papua tidak lagi
mendukung perjuangan OPM untuk memisahkan diri dari NKRI. Dipihak lain
pemerintah dan aparat keamanan justru semakin mendapatkan dukungan dan simpati
masyarakat Papua. Berbagai program pemerintah maupun kegiatan pembinaan
territorial yang dilakukan TNI, telah memberikan dampak yang positif bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Demikian juga dunia internasional termasuk
PBB, tidak lagi mempersoalkan masalah Papua, karena telah mengakui Papua
sebagai bagian integral dari NKRI. Kongres Internasional Lawyers For West Papua
(ILWP) yang digelar di London Inggris yang mengusung agenda separatis Papua,
sama sekali tidak membuahkan hasil. Karena Mr. John Salford dari AS selaku
saksi Pepera tahun 1969 menilai bahwa Pepera sudah sah sebagaimana resolusi PBB
2504 dan merupakan kebijakan final.
Kegagalan manuver
kelompok separatis Papua dalam mencapai perjuangan memisahkan diri dari NKRI
inilah yang telah membuat mereka putus asa, frustasi dan kehilangan akal sehat serta
hati nurani, sehingga mulai berbuat nekat dan tidak terkendali. Mereka mulai
main ancam, main tembak dan tidak segan-segan membunuh warga masyarakat serta menyerang
aparat keamanan. Bahkan informasinya mereka juga akan melakukan penyerangan
kepada pejabat serta sasaran-sasaran terpilih yang memiliki nilai strategis.
Selain itu, diantara elit
kelompok separatis Papua, juga mulai saling menipu dan membohongi. Sejumlah
warga Papua yang pernah dipaksa pergi untuk berjuang diluar negeri, mengaku
kecewa dan akhirnya kembali ketanah air, karena dunia internasional sudah tidak
peduli lagi. Dunia internasional nampaknya menyadari bahwa isu-isu yang
dihembuskan kelompok separatis OPM, seperti pelanggaran HAM, ketidakadilan
sosial dan politik, pelurusan sejarah integrasi Papua dalam NKRI, hanyalah
isapan jempol belaka. Apa yang diisukan, tidak sesuai dengan kenyataan
dilapangan. Kabarnya mereka kembali ketanah air juga karena kecewa dengan omong
kosong Tokoh Papua Merdeka Herman Wainggai dan kawan-kawan. Apa yang dijanjikan
oleh tokoh separatis Papua kepada para pencari suaka politik adalah bohong
belaka.
Berbagai aksi kekerasan
yang dilakukan oleh kelompok separatis Papua tersebut, ibarat menancapkan duri
dalam daging sendiri. Karena aksi-aksi yang dilakukan justru sangat menyengsarakan seluruh rakyat serta
menghambat proses percepatan pembangunan yang sedang digalakkan oleh
pemerintah.
Oleh karena itu, sebagai
warga masyarakat kita perlu mendukung upaya aparat keamanan untuk melakukan
proses penegakan hukum. Masyarakat Papua, termasuk kelompok masyarakat yang
berseberangan dengan pemerintah adalah saudara kita dan warga Negara Indonesia,
sehingga perlu didekati secara persuasif dan simpati. Tetapi terhadap kelompok
separatis bersenjata yang telah melakukan aksi kekerasan bersenjata dan
merong-rong kedaulatan NKRI perlu dilakukan pendekatan militer. Dalam hal ini
TNI harus dikedepankan, agar masyarakat maupun aparat keamanan tidak terus
menjadi korban. Seluruh komponen masyarakat Papua perlu bersinergi dengan
dengan pemerintah dan aparat keamanan untuk memerangi segala bentuk aksi separatisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar