Ketenangan
di Papua kembali terusik, sebuah Pesawat komersial
Trigana Air ditembak orang tak dikenal di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua.
Akibatnya, satu orang tewas dan 4 lainnya mengalami luka-luka. Insiden
penembakan itu terjadi Minggu (8/4) pagi saat pesawat jenis Twin Otter yang
terbang dari Nabire itu hendak mendarat. Diduga, pelaku berusaha menembak mesin
pesawat dengan tujuan agar pesawat yang membawa lima penumpang itu hilang kendali dan
menabrak menara (tower) pengawas dan bangunan di pinggir lapangan terbang.
Selain berhasil melubangi lambung pesawat, kabarnya penembakan itu
menewaskan satu penumpang, Leiron Kogoya Muliambut (35), wartawan Papua Pos
yang tinggal di Nabire. Dan melukai
pilot Beby Astek, kopilot Willy Resubun serta dua penumpang lainnya.
Walaupun pihak kepolisian langsung memburu pelaku penembakan yang
diperkirakan bersembunyi di balik pegunungan di sekitar lapangan terbang, namun
karena medannya yang berat, pelaku berhasil melarikan diri. Hingga saat ini tim
gabungan TNI dan Polri dikabarkan masih terus melakukan pengejaran terhadap
pelaku yang diduga kelompok bersenjata
Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko
Suyanto menegaskan, bahwa kekerasan dan
teror kepada masyarakat sipil dan jasa penerbangan yang melayani kebutuhan
masyarakat Papua harus dihentikan. Penembakan pesawat Trigana Air oleh kelompok sipil
bersenjata telah mencoreng upaya perdamaian di tanah Papua yang tengah
dilakukan pemerintah.
Upaya-upaya damai dan prioritas pembangunan di Papua telah
dikotori oleh tindakan yang tidak bertanggungjawab bahkan telah mengorbankan
masyarakat itu sendiri, baik korban jiwa maupun jasa pelayanan kebutuhan
masyarakat Papua. Pemerintah telah berupaya keras untuk menjaga
perdamaian di Papua. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk membentuk unit
percepatan pembangunan di Papua. Bahkan telah diupayakan dialog antara
pemerintah pusat dengan masyarakat Papua. Namun adanya aksi penembakan di
bandara Mulia Puncak Jaya telah mengganggu upaya damai di Papua.
Untuk
itu diharapkan Polri dengan dibantu aparat TNI dan Pemda setempat, dapat
menuntaskan masalah ini, agar tidak meresahkan masyarakat. Kelompok pengacau
keamanan di Papua harus dihentikan dan ditindak tegas sesuai hukum yang
berlaku. Sebagai warga masyarakat yang
jauh dari Papua berharap agar masyarakat Papua ikut membantu aparat keamanan
untuk menangkap pengacau bersenjata, mengingat aparat keamanan tidak bisa
menjalankan tugasnya dengan baik tanpa dibantu masyarakat. Mari kita satukan
tekad untuk bersama-sama memberantas separatis OPM. Jangan biarkan rakyat Papua
menderita akibat kebiadaban separatis OPM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar