Wanita ini telah masuk islam sejak berada di Makkah, dan dia menginginkan agar cahaya islam dapat tersebar dikalangan wanita Quraisy. Karenanya,dia mulai menemui wanita-wanita Quraisy secara rahasia agar ia masuk islam.
Dia senantiasa meniti jalan dakwah
tersebut. Akan tetapi, kaum musyrikin akhirnya mengetahui sepak terjangnya itu.
Namun, karena kaumnya memilki kedudukan yang terhormat di kalangan Quraisy,
mereka tidak berani membunuhnya, tetapi cukup menyerahkannya kepada
kabilahnya.
Mereka membawa wanita
tersebut dengan dinaikkan seekor unta,. tanpa sekedup (gubuk kecil di atas
unta yang biasanya dikhususkan untuk kaum wanita) dan tanpa dialasi
apa pun. Perjalanan pun dimulai. Mereka menempuh perjalanan selama tiga hari,
dan selama itu wanita itu tidak diberi makan dan minum. Setelah menempuh
perjalanan yang begitu panjang, mereka berhenti untuk istirahat.
Mereka berteduh dibawah
pepohonan dan membiarkan wanita tersebut terjemur dibawah terik matahari.
Mereka tertidur pulas,
dan membiarkan weanita yang meng-Esakan Allah, Tuhan alam semesta itu
terpanggang oleh panasnya sinar mentari. Ketika orang-orang yang menghukumnya
mendengkur dalam tidur yang sangat pulas, terjadi keajaiban pada wanita
tersebut.
Inilah kisah yang ia ceritakan
sendiri. Ketika saya dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba saya menemukan sesuatu
yang dingin meyerntuh tubuhku. Lantas, segera kuraih , ternyata benda sebuah
ember kecil yang berisi air. Saya pun segera meminum air tersebut sedikit.
kemudian timba itu menjauh dariku.
Tak berapa lama
kemudian ember itu datang lagi. Saya meraihnya dan meminum airnya, lalu menjauh
lagi dariku. Kejadian semacam ini terjadi berulang-ulang, hingga hilang rasa
hausku. Saya pun menuangkan air tersebut pada tubuh dan pakaianku. Saat mereka
terbangun dari tidur dan melihat bekas-bekas air serta melihatku dalam kondisi
yang baik, maka mereka bertanya keheranan kepadaku,”Apakah engkau melepaskan
diri, lalu mencuri air m,inum kami dan meminumnya?”
Saya menjawab,”Tidak,
Demi Allah, saya tidak melakukan hal itu. Yang terjadi sesungguhnya bukanlah
begitu.”Ia pun menceritakan peristiwa ajaib yang baru saja terjadi.
Mereka berkata,”Bila
engkau tidak berbohong , maka agamamu lebih baik dari agama kami”.Lantas mereka
memeriksa air minum mereka, ternyta benar. Kantung-kantung air masih tertutup
rapat, dan airnya tetap utuh seperti semula. Saat itu juga mereka yang menghukum
mengakui kejujuran wanita itu. Seketika itu pula mereka mengakui masuk
islam.
Wahai saudariku seiman
yang mulia. Wanita tersebut adalah Ummu Syuraik Al-Qurasyiah ra. Ia ridha bersabar menghadapi ujian.,
lantas ALLAH Swt. mengaruniakan jalan keluar baginya. Tuhan yang diyakini wanita
tersebut adalah Tuhan yang mengatakan:
“…Barang siapa yang bertakwa kepada ALLAH, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka…”(Ath-Thalaq:2-3)
Sekarang bayangkanlah, bahwa anda tengah berada dalam satu kebun yang dipenuhi dengan bunga-bunga dan pepohonan. Bunga-bunga yang menebarkan bau harum adalah perumpamaan saudari-saudarimu seiman. Anda tidak mendapati bunga-bunga itu duri yang dapat menyakiti tubuhmu. Bahkan, Anda akan menghirup udara wangi yang terpancar darinya. Sedang pepohonan lain yang penuh duri dan dapat menyakiti tubuh anda dan dapat mrnyakiti tubuh anda adalah perumpamaan fitnah dan ujian. Ujian yang datang silih berganti untuk melemahkan hubungan kita dengan Allah dan membelokkan dari jalan-Nya.
Karena itu
singkirkanlah duri-duri itu dengan kedua tanganmu dan usirlah fitnah-fitnah itu
dengan pikiranmu. Sungguh jalan dakwah adalah jalan yang sulit dan penuh
rintangan. Akan tetapi, dengan izin Allah kita akan mampu melewatinya. Kita akan
mampu meyebranginya dengan tekad yang kuat dan kepercayaan penuh kepada
(pertolongan) Allah swt. Juga, dengan keyakinan yang kuat pada manhaj Rasulullah
saw., serta keakraban pada saudari-saudari seiman.
Wahai saudariku pohon
yang berduri sangat banyak, sementara bunga yang menyebar aroma harum sangat
sedikit. Karena itu, duduklah bersama bunga-bunga agar dapat terhindar dari
duri-duri yang menyakitkan.
Rasulullah saw. bersabda : “Iman adalah kesabaran dan kelapangan dada.”
(Silsilah Hadits Shahih. Jilid:2.
Nomor Hadits:554)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar