Walaupun sepanjang tahun 2011 kondisi keamanan di wilayah Papua menunjukkan trend yang cenderung membaik dan kondusif. Tetapi bila dicermati sesungguhnya wilayah tersebut masih menyimpan potensi ancaman yang serius, terkait aktifitas kelompok separatis Papua. Keberadaannya sangat berbahaya dan menjadi ancaman serius bagi keutuhan NKRI. Mereka tidak saja melakukan gangguan keamanan dan menciptakan teror di tengah-tengah masyarakat, seperti penembakan terhadap warga masyarakat, penyerangan terhadap aparat keamanan, penembakan terhadap karyawan PT. Freeport Indonesia dan berbagai aksi kriminal lainnya, tetapi mereka juga melakukan aksi separatis yang bersifat politik.
Aksi-aksi mereka tidak semata untuk menimbulkan
gangguan keamanan dan mendiskreditkan pemerintah, tetapi juga menuntut
referendum ingin memisahkan diri dari NKRI. Aksi-aksi tersebut sengaja
dilakukan, untuk menunjukkan bahwa dirinya masih eksis, serta menarik perhatian
dan campur tangan dunia internasional. Aksi separatisme hanya tidak dilakukan
secara sembunyi-sembunyi tetapi sudah terang-terangan. Mereka secara
terbuka menyampaikan tuntutan referendum, untuk memisahkan diri dari NKRI.
Mereka juga memprotes dan menggelar demo terhadap berbagai kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
Mereka terus berupaya menggalang dukungan dan
menarik perhatian publik serta mencari celah dan titik kelemahan pemerintah
maupun aparat keamanan. Mereka sengaja mengangkat dan
mengekploitasi isu-isu klasik yang sebenarnya sudah tidak populer lagi seperti
isu kesenjangan sosial dan ekonomi, isu pelanggaran HAM oleh aparat keamanan,
isu pemekaran wilayah, eksploitasi sumber kekayaan alam dan isu pelurusan
sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI serta sentimen perbedaan etnis dan ras.
Isu-isu tersebut sengaja terus dihembuskan dan dikemas sedemikian rupa,
sehingga menarik dan masuk akal sebagai upaya mendiskreditkan pemerintah
dan aparat keamanan sekaligus mencari dukungan dunia Internasional.
Kerja
ekstra keras bagi pemerintah maupun aparat keamanan diperlukan untuk terus mereduksi paham/aksi separatisme antara
lain dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memulihkan kondisi keamanan,
melaksanakan pendidikan politik, menguatkan kelembagaan pemerintah, upaya
diplomasi dan berbagai upaya lainnya.
Walaupun dunia internasional telah mendukung
sepenuhnya integrasi Papua kedalam NKRI dan tidak ada satupun Negara anggota
PBB yang mendukung isu separatisme di Papua serta kemungkinan dukungan asing
tersebut tidaklah memiliki landasan hukum yang kuat dan masih hanya sebatas
wacana, tetapi harus tetap diwaspadai, karena dapat menjadi benih tumbuhnya
separatisme menjadi besar.
Oleh sebab itu, permasalahan separatisme di Papua
ini membutuhkan perhatian yang serius dari kita semua. Karena, bila persoalan
Papua tidak segera ditangani dan diselesaikan secara tuntas, dikhawatirkan akan
terus menjadi duri dalam daging bagi bangsa Indonesia, dan bahkan akan
mengamputasi integrasi NKRI. Sejumlah kalangan bahkan mulai mengkhawatirkan
lepasnya wilayah Papua dari peta Negara Indonesia, dapat menjadi kenyataan.
Persoalan Papua, bisa menjadi bom waktu, yang setiap saat bisa meledak, bila
kita lamban dan salah dalam menanganinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar