Papua yang berada di wilayah paling Timur Indonesia tak pernah berhenti sejumlah aksi penembakan dan kekerasan yang terjadi di Negeri Mutiara hitam itu. Senjata illegal yang tengah beredar dalam masyarakat kini menjadi momok menakutkan. Betapa tidak korbannya bukan hanya masyarakat biasa namun korbannya adalah para aparat yang selalu disimbolkan sebagai pengayom masyarakat. Salah satu korban aparat yang tewas beberapa waktu yang lalu adalah Briptu Sukarno, anggota Brimob Polda Papua, pagi ini Sabtu (28/1/2012). Pelakunya separatis OPM yang telah menembak saat sedang berpatroli bersama rekan-rekannya di kampung Wandenggobak, Distrik Mulia Kab. Puncak Jaya.
Dengan tewasnya Briptu Sukarno, telah menambah rentetan panjang korban penembakan separatis OPM kelompok bersenjata. Sepanjang Tahun 2011 saja, kasus penembakan di
Papua cukup tinggi dan tidak jarang mengakibatkan korbannya, baik warga sipil
maupun aparat keamanan yang sedang bertugas meninggal di tempat. Jumlah
korban tewas baik dari warga sipil maupun aparat keamanan ternyata tidak
sedikit. Fakta ini menunjukkan bahwa pelaku penembakan justru didominasi dari warga sipil atau milisi bersenjata OPM.
Meningkatnya
aksi penembakan oleh gerakan sipil bersenjata di Papua tidak menutup kemungkinan
disebabkan karena maraknya perdagangan
senjata api dan amunisi ilegal di Papua. Hal ini ditandai ketika beberapa waktu yang
lalu aparat berhasil menangkap empat
orang warga di Timika- Papua karena
membawa senjata api ilegal. Dari keempat tersangka polisi menyita barang bukti
berupa 2 pucuk senjata api rakitan, 1 laras pendek dan panjang, 61 butir
peluru.
Jika
ini dibairkan dengan jumlah munisi yang begitu banyak maka dapat dipastikan korban akan semakin
banyak. Itu yang baru berhasil diamankan
oleh petugas. Lalu bagaimana senjata illegal lainnya masih banyak beredar ditengah
masyarakat Papua saat ini? Konsekuensinya jika aparat tidak segera mengungkap peredaran senjata
illegal di tanah Papua maka sangat besar kemungkinan akan menjadi lahan pembantaian akan semakin meningkat.
Salah
satu penyebab maraknya peredaran senjata illegal di Papua akibat
disana terdapat konflik komunal
dan gerakan separatis di Papua. Hal tersebut
dijadikan lahan mafia
untuk dijadikan lahan bisnis dalam meraup keuntungan yang lebih besar tanpa
memperhatikan dampak yang ditimbulkan. Kondisi tersebut merupakan tantangan dan
dinamika bagi aparat TNI/Polri dalam mengurai benang kusut peredaran senjata illegal yang sangat membahayakan seluruh warga
masyarakat Papua.
Oleh karenanya kita berharap kedepan agar aparat bersama semua
elemen terkait yang ada di Papua agar bersatu padu untuk saling memberikan
informasi tentang adanya peredaran senjata illegal yang ada di Papua. Dengan
begitu maka ruang gerak para pelaku peredaran senjata illegal di Papua mudah
untuk diatasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar