Selasa, 24 Januari 2012
MOB ORANG PAPUA
Di suatu malam terjdi perjumpaan ketika seorang Papua membuat cerita-cerita lucu tentang masyarakat Papua__ anekdot atau mereka sendiri menyebutnya dengan mob. Cerita itu selalu menggambarkan orang Papua sebagai manusia konyol yang mengundang gelak tawa. Orang-orang Papua bukan lagi 'manusia berpikiran pendek', berwatak keras atau apa pun tipifikasi yang tak sedap mengenai mereka. Orang-orang Papua adalah manusia yang bisa membuat kita tertawa!
Ada seorang Papua yang baru tiba di Jakarta. Dia merasa sangat lapar. Dia lalu mendatangi sebuah warung makan yang tak jauh situ. Setelah sampai di warung itu, ia bingung hendak makan apa. Tak lama datanglah seorang Jawa. Orang Jawa itu memesan Indomie rebus. Orang Papua itu pun mengikutinya, memesan Indomie rebus juga. Lalu orang Jawa itu memesan tahu/tempe. Orang Papua pun mengikutinya lagi. Sesudah itu, orang Jawa memesan es teh dan orang Papua itu pun melakukan hal yang sama. Terakhir, orang Jawa itu meminta koran pada yang empunya warung. Orang Papua pun melakukan hal serupa. Orang Jawa melihat orang Papua seolah-olah 'menantangnya'. Dan orang Papua itu berkata,"apa kau lihat-lihat, memangnya orang Papua tidak bisa makan koran?!
Jika anda belum tertawa geli, bacalah sekali lagi mob itu! Mob itu diceritakan oleh seorang teman Papua. Kita bisa banyangkan bahwa, si Papua yang bercerita itu! Dia bercerita tentang perilaku orang Papua yang konyol. Dia pun menertawakannya sepanjang dan sesudah bercerita. Jika anda ada di sana, anda pun boleh tertawa sepuas yang anda mau! Dia membiarkanmu tertawa! Tentu, apa yang dikisahkan dalam mob itu hanyalah fiktif. Akan tetapi mengapa dan bagaimana mob itu ada_ bahkan oleh oleh orang Papua sendiri, tentu memiliki konteks. Yang saya maksudkan dengan konteks itu adalah, konteks yang membuat orang Papua mempersepsikan diri yang kemudian dihadirkan dalam mob-mob, termasuk persepsi diri orang-orang Papua tentang orang-orang Papua itu sendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar