Senin, 30 Januari 2012

JALAN TERJAL IMPIKAN TANK LEOPARD



Hasrat  bagi tentara sebagai pertahanan negera   untuk segera memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) nampaknya tidak begitu mudah untuk segera direalisasikan. Akibatnya Kementerian Pertahanan harus berjuang ektra keras untuk menghadapi DPR guna mayakinkan bahwa kebutuhan alusista sangat dibutuhkan oleh TNI.  Apalagi, komisi pertahanan dengan tegas menyatakan menolak pembelian tank Leopard 2A6 buatan Jerman, yang dianggap tidak cocok dengan wilayah geografi di Indonesia.

Menurut Wakil Ketua komisi pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin dalam satu wawancara salah satu media mengatakan bahwa “Tank canggih dengan berat beban 63 ton dirasakan tidak cocok untuk manuver di wilayah geografis Indonesia yang berbukti, gempur bahkan berawa.Sehingga, menurut TB Hasanuddin, tank Leopard bekas negara Balanda itu kurang taktis untuk sistem pertahanan pulau-pulau seperti di Indonesia.
Pernyataan TB Hnasanuddin tersebut jika dicermati  terkesan  penuh bumbu politis dibandingkan dengan kebutuhan dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Sebab pengedaan tank Leopard jelas tidak serta merta melainkan  TNI talah melihat kondisi dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia beberapa tahun kedepan.
Secara logika taktis dalam perang, jika kita berhadapan dengan   tank maka lawannya juga  harus   dengan tank juga. Dan, sangat tidak masuk akal jika tank harus dilawan dengan orang. Jika itu yang terjadi maka itu pembelian tank yang gagas oleh TNI maka itu dapat dikatakan sia-sia.
Akan tetapi alasan TNI patut menjadi atensi bersama dimana kebutuhan tank Leopart tersebut dilihat dari sisi ancaman Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang memiliki tank Leopart. Jika negera tetangga saja sudah memiliki tank seperti itu lalu bagaiamana seandainya dua negera tersebut menyerang Indonesia? Apakah tank mau dihadapkan dengan manusia? Jika itu yang terjadi maka hancurlah Negara kita. Dengan kondisi tersebut maka TNI menyikapi dengan  tank  harus dilawan   tank  bukan dengan yang lain-lain.
Dengan   kondisi tersebut mungkin TNI melihat bahwa ancaman yang paling  aktual datang dari Singapura dan Malaysia yang sudah memliki tank. Namun secara   politis hingga saaat ini  bangsa kita belum secara terang-terangan mengatakan bahwa  Malaysia dan Singapura merupakan ancaman nyata dimasa mendatang. Jika Negara kita tidak mengimbangi alutsiata pertahanan Negara tetangga maka jangan heran jika dari tahun ketahun pelecehan terhadap kedaulatan bangsa Indonesia akan  sering  terjadi.
Oleh karenanya kita berharap kedepan agar egois para politisi  selalu mengedepankan kepentingan yang lebih besar.   Mari kita serahkan saja kepada ahlinya yang membidangi masalah alutsista sehingga hasilnya akan dapat optimal.  Janganlah hanya kita  memberi kritik kepada TNI tanpa disertai solusinya, sebab jika itu yang terjadi maka sama saja menambah bebaban   persoalan TNI bukan untuk menyelseaikan persoalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar