Hasrat bagi tentara sebagai pertahanan negera untuk segera memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) nampaknya tidak begitu mudah untuk segera direalisasikan. Akibatnya Kementerian Pertahanan harus berjuang ektra keras untuk menghadapi DPR guna mayakinkan bahwa kebutuhan alusista sangat dibutuhkan oleh TNI. Apalagi, komisi pertahanan dengan tegas menyatakan menolak pembelian tank Leopard 2A6 buatan Jerman, yang dianggap tidak cocok dengan wilayah geografi di Indonesia.
Menurut Wakil Ketua
komisi pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin dalam satu wawancara salah satu media
mengatakan bahwa “Tank canggih dengan berat beban 63 ton dirasakan tidak cocok
untuk manuver di wilayah geografis Indonesia yang berbukti, gempur bahkan
berawa.Sehingga, menurut TB Hasanuddin, tank Leopard bekas negara Balanda itu
kurang taktis untuk sistem pertahanan pulau-pulau seperti di Indonesia.
Pernyataan TB Hnasanuddin
tersebut jika dicermati terkesan penuh bumbu politis dibandingkan dengan
kebutuhan dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Sebab pengedaan tank
Leopard jelas tidak serta merta melainkan
TNI talah melihat kondisi dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia beberapa tahun kedepan.
Secara logika taktis
dalam perang, jika kita berhadapan dengan tank
maka lawannya juga harus dengan
tank juga. Dan, sangat tidak masuk akal jika tank harus dilawan dengan orang. Jika
itu yang terjadi maka itu pembelian tank yang gagas oleh TNI maka itu dapat
dikatakan sia-sia.
Akan tetapi alasan TNI
patut menjadi atensi bersama dimana kebutuhan tank Leopart tersebut dilihat
dari sisi ancaman Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang
memiliki tank Leopart. Jika negera tetangga saja sudah memiliki tank seperti
itu lalu bagaiamana seandainya dua negera tersebut menyerang Indonesia? Apakah
tank mau dihadapkan dengan manusia? Jika itu yang terjadi maka hancurlah Negara
kita. Dengan kondisi tersebut maka TNI menyikapi dengan tank harus
dilawan tank bukan
dengan yang lain-lain.
Dengan kondisi
tersebut mungkin TNI melihat bahwa ancaman yang paling aktual datang dari Singapura dan Malaysia yang
sudah memliki tank. Namun secara politis hingga saaat ini bangsa kita belum secara terang-terangan
mengatakan bahwa Malaysia dan Singapura
merupakan ancaman nyata dimasa mendatang. Jika Negara kita tidak mengimbangi
alutsiata pertahanan Negara tetangga maka jangan heran jika dari tahun ketahun
pelecehan terhadap kedaulatan bangsa Indonesia akan sering terjadi.
Oleh karenanya kita
berharap kedepan agar egois para politisi selalu mengedepankan kepentingan yang lebih
besar. Mari kita serahkan saja kepada ahlinya yang membidangi
masalah alutsista sehingga hasilnya akan dapat optimal. Janganlah hanya kita memberi kritik kepada TNI tanpa disertai
solusinya, sebab jika itu yang terjadi maka sama saja menambah bebaban persoalan TNI bukan untuk menyelseaikan persoalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar